DUTANARASI.COM – Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwaslucam) Tenggarong Seberang menghadiri diskusi politik yang diselenggarakan oleh kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Hukum Universitas Mulawarman (FH Unmul), Minggu (30/6/2024).
Kegiatan bertajuk “Demokrasi Money Politic” ini dilaksanakan di Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, dengan narasumber dari anggota Panwaslucam dan dosen FH Unmul.
Mursid Mubarak, Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Parmas, dan Humas (HP2H) Panwaslucam Tenggarong Seberang, menyampaikan apresiasinya kepada kelompok KKN Unmul atas undangan sebagai narasumber dalam acara tersebut.
“Kegiatan ini perlu diapresiasi karena membantu membangun kesadaran politik kepada masyarakat agar turut terlibat dalam pengawasan pemilihan yang akan digelar,” ungkap Mursid.
Diskusi ini menjadi semakin relevan mengingat masyarakat baru saja menghadapi Pemilu dan akan segera menghadapi Pilkada pada bulan November mendatang.
Mursid menekankan pentingnya pengawasan partisipatif dalam proses pemilihan, yang melibatkan seluruh stakeholder untuk memastikan jalannya pemilihan yang jujur dan adil.
Dengan adanya acara seperti ini, Panwaslucam Tenggarong Seberang berharap masyarakat semakin paham akan pentingnya peran mereka dalam menjaga integritas proses pemilihan.
Selain itu, diskusi ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu, sehingga proses demokrasi di Kukar berjalan dengan lebih transparan dan akuntabel.
“Momentum Pilkada nanti membutuhkan bantuan dari seluruh pihak untuk ikut berpartisipasi dalam pengawasan. Mengandalkan Panwas atau Pengawas Kelurahan/Desa saja tidak cukup, mengingat jumlah mereka yang terbatas untuk mengawasi wilayah yang luas,” jelas Mursid.
Mursid juga mengingatkan bahwa keberhasilan pengawasan pemilu sangat bergantung pada kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat
Ia juga mengajak masyarakat yang hadir untuk memiliki kesadaran politik yang tinggi dan berkontribusi dalam menyukseskan Pilkada yang bebas dari praktik money politic.
“Jangan sampai pemimpin yang terpilih nanti hadir melalui cara-cara kotor seperti membeli suara rakyat dengan harga yang tidak sepadan,” tegasnya.