
Memodifikasi mesin thresher inovasi TTG Posyantek Desa Bhuana, binaan DPMD Kukar (Ist)
DUTANARASI.COM – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat arah kebijakan pembangunan desa berbasis inovasi. Salah satu langkah nyata yang kini tengah digencarkan adalah dengan mengubah konsep pembinaan inovasi desa melalui pengaktifan kembali Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Desa (Posyantekdes), serta mendorong forum Temu Inovator sebagai pendekatan baru yang lebih efektif.
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat DPMD Kukar, Asmir Riyandi Elvandar, mengungkapkan bahwa hasil evaluasi saat ini menunjukkan banyak Posyantek yang telah dibentuk hanya bersifat secara administratif dan tidak menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.
“Dari total 193 desa di Kukar, sekitar 97 desa memang sudah membentuk Posyantek, namun hanya sebagian kecil yang benar-benar aktif menciptakan solusi bagi kebutuhan masyarakat lokal,” jelasnya.
Riyandi menegaskan, Posyantek seharusnya menjadi ruang aktualisasi untuk Teknologi Tepat Tuna, tempat dimana akan muncul solusi sederhana namun fungsional, yang langsung bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Ia menyebut, selama ini justru para inovatornya yang aktif sendiri, bukan lembaga Posyanteknya.
Sebagai contoh sukses, Desa Bhuana Jaya berhasil memodifikasi mesin perontok padi (thresher) menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Alat ini terbukti sangat membantu petani mempercepat proses panen dan sangat menghemat tenaga kerja.
“Kami dampingi langsung proses pengembangan alat itu. Hasilnya sangat dirasakan petani. Ini membuktikan kalau inovasi dari desa bisa benar-benar memberikan solusi,” ujarnya.
Untuk menghindari kegiatan yang hanya bersifat seremonial seperti Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG), DPMD Kukar kini mempersiapkan forum Temu Inovator, melalui forum itu akan menjadi tempat bertemunya para pelaku inovasi desa, baik dari kalangan masyarakat, pengurus desa, hingga pihak swasta.
“Temu Inovator akan jadi media belajar yang lebih organik, di sini bukan hanya tempat memamerkan alat nantinya juga menjadi tempat membahas gagasan, membangun jejaring, dan menyusun rencana tindak lanjut yang konkret,” tutur Riyandi.
Denga itu DPMD Kukar berharap pendekatan ini akan lebih efektif menumbuhkan inovasi yang lahir dari akar rumput, sejalan dengan semangat pemberdayaan masyarakat desa secara partisipatif dan berkelanjutan. (adv/Iam)