
DUTANARASI.COM – Upaya memperkuat layanan kesehatan masyarakat hingga ke tingkat RT dan dusun terus menjadi fokus Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara (Kukar).
Salah satu langkah utamanya adalah memperkuat peran Posyandu sebagai ujung tombak pelayanan dasar di tengah masyarakat.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, menegaskan bahwa Posyandu merupakan titik sentuh pertama antara layanan kesehatan dan masyarakat, terutama dalam konteks program Dedikasi Kukar Idaman yang menekankan pentingnya peran keluarga dalam menjaga kesehatan.
“Kalau di kabupaten ada rumah sakit, kecamatan ada puskesmas, dan desa punya puskesmas pembantu, maka untuk RT dan dusun, kita hadirkan Posyandu,” ujar Arianto, baru ini.
Ia menyebutkan, Posyandu memiliki peran krusial, khususnya dalam memberikan layanan untuk ibu hamil, bayi, balita, hingga lansia, karena itu, keberadaan kader yang terlatih menjadi penentu kualitas layanan yang diberikan.
“Kader harus paham penimbangan, pengukuran, pemberian vitamin, hingga edukasi kepada ibu hamil. Mereka inilah yang mendorong perubahan perilaku di masyarakat,” ungkapnya.
DPMD Kukar memberikan dukungan nyata kepada kader, tidak hanya melalui pelatihan tetapi juga insentif rutin sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka.
“Alhamdulillah kita bisa memberikan sedikit insentif, ini agar mereka tetap semangat melayani masyarakat,” tuturnya.
Data menunjukkan bahwa Kukar memiliki sekitar 1.500 kader Posyandu, namun baru sekitar 700 orang yang dijadwalkan mendapatkan pelatihan. Pada 2023 dan 2024, sebanyak tiga kader telah diluluskan sebagai kader terlatih.
Tahun ini, dua orang kembali dijadwalkan, namun efisiensi anggaran berdasarkan Instruksi Presiden kemungkinan hanya memungkinkan satu orang untuk dilatih.
“Kita tetap komitmen, walaupun anggaran berkurang, pembinaan harus terus jalan,” tegasnya.
Arianto menambahkan bahwa keberhasilan Posyandu dalam menurunkan angka stunting adalah bukti nyata bahwa investasi pada layanan dasar ini membuahkan hasil, namun, ia menegaskan bahwa peran Posyandu tidak bisa ditopang oleh pemerintah saja.
“Kita butuh kerja sama semua elemen. Karena Posyandu bukan hanya soal pelayanan, tapi bagian dari upaya membangun generasi sehat dan kuat di masa depan,” pungkasnya. (adv/Iam)